Berita

Purbaya Angkat Bicara soal Tidak Saling Menyapa dengan Luhut dalam Sidang Kabinet

43
×

Purbaya Angkat Bicara soal Tidak Saling Menyapa dengan Luhut dalam Sidang Kabinet

Share this article

Latar Belakang Perselisihan Antara Menteri Keuangan dan Ketua DEN

Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan, menegaskan bahwa hubungannya dengan Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), tetap baik. Ia menolak tudingan bahwa terdapat konflik antara keduanya. Pernyataan ini disampaikan setelah sempat terjadi kekakuan di sela-sela Sidang Kabinet Paripurna. Meski demikian, Purbaya mengklaim tidak ada masalah yang muncul dalam hubungan kerja mereka.

Penjelasan Mengenai Tidak Saling Menyapa

Purbaya menjelaskan bahwa tidak saling menyapa dalam sidang kabinet bukanlah tanda ketidaknyamanan, melainkan karena jarak kursi yang cukup jauh. Ia menunjukkan gestur sebagai bentuk penjelasan bahwa memang tidak nyaman untuk berteriak agar Luhut mendengar. Hal ini juga menjadi alasan mengapa keduanya tidak saling menyapa selama acara tersebut.

Isu Family Office Tanpa APBN

Isu tentang pendirian family office tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi salah satu topik utama perdebatan antara Purbaya dan Luhut. Purbaya menegaskan bahwa ia tidak akan mengalihkan anggaran APBN untuk proyek tersebut. Ia menyarankan kepada DEN untuk melakukan pembangunan sendiri tanpa bantuan dana negara.

Luhut sebelumnya menyatakan bahwa usulan pembentukan family office bertujuan untuk meningkatkan investasi swasta di Indonesia. Ia menegaskan bahwa proyek ini tidak memiliki kaitan langsung dengan APBN, meskipun banyak pihak mengaitkannya dengan pernyataan Menteri Keuangan.

Pengelolaan Utang Kereta Cepat oleh Danantara

Masalah utang kereta cepat atau Whoosh juga menjadi fokus perhatian. Purbaya menilai bahwa Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) lebih layak mengelola utang tersebut. Ia menyoroti bahwa Danantara telah menerima dividen dari BUMN sebesar Rp 80 triliun, sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan utang.

Menurut Purbaya, penggunaan APBN untuk membayar utang Whoosh tidak tepat. Ia menilai bahwa Danantara seharusnya mengambil pembayaran dari dividen yang sudah mereka terima.

Penjelasan Luhut Mengenai Restrukturisasi Utang

Luhut merasa heran dengan isu yang berkembang mengenai pembiayaan utang Whoosh. Ia menegaskan bahwa dari awal proyek ini tidak pernah diminta menggunakan APBN. Ia juga menjelaskan bahwa saat ini proses restrukturisasi sedang berlangsung, dan China telah menyetujui langkah tersebut.

Proses ini sempat tertunda karena pergantian pemerintahan, namun saat ini hanya tinggal menunggu Keputusan Presiden (Keppres) agar tim bisa segera berunding. Luhut yakin bahwa masalah ini bisa diselesaikan jika pemerintah bekerja sama secara kompak.

Peran Pemerintah dalam Menyelesaikan Masalah Ekonomi

Dalam konteks yang lebih luas, Luhut menekankan pentingnya kolaborasi antar lembaga dan pihak terkait dalam menyelesaikan masalah ekonomi. Ia menilai bahwa dengan data yang sudah tersedia, proses restrukturisasi akan segera selesai. Ia juga menegaskan bahwa tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan jika semua pihak bekerja sama.

Tantangan dan Solusi dalam Pembangunan Ekonomi

Kedua tokoh ini memiliki pandangan berbeda mengenai pendanaan proyek besar seperti family office dan kereta cepat. Namun, keduanya sepakat bahwa solusi harus ditemukan melalui koordinasi dan komunikasi yang baik. Dengan adanya perbedaan pendapat, hal ini menjadi tantangan dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *