Sherly Laos: Gubernur yang Turun Langsung ke Masyarakat
Sherly Laos, atau akrab dipanggil Sherly Tjoanda, kini menjabat sebagai Gubernur Maluku Utara setelah suaminya, Benny Laos, meninggal dunia. Meskipun tidak memiliki latar belakang politik atau birokrasi sebelumnya, ia berkomitmen untuk memahami dan menjawab kebutuhan masyarakat secara langsung.
Sejak dilantik, Sherly Laos aktif turun ke lapangan, mengunjungi warga, hingga masuk ke rumah-rumah untuk melihat kondisi nyata mereka. Ia bahkan rela menyambangi dapur dan kamar mandi warga, mendengarkan cerita mereka dari dekat. Selain itu, ia juga sering berkunjung ke pasar, sekolah, kampus, serta melakukan audensi dengan tokoh masyarakat.
“Saya percaya bahwa solusi terbaik datang dari sumber masalah itu sendiri,” ujarnya dalam salah satu unggahan media sosial. “Saya mencari masalah langsung dari akarnya, lalu saya cocokkan dengan data agar bisa memberikan solusi yang tepat.”
Ia menyadari bahwa tidak semua masalah bisa diselesaikan sekaligus. Oleh karena itu, fokus awal pemerintahannya adalah pada pemenuhan kebutuhan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan perumahan. Pendekatan ini membuat dirinya semakin dekat dengan masyarakat, termasuk mereka yang kurang mampu.
Memeluk Warga yang Berkebutuhan Khusus
Salah satu momen yang menyentuh hati adalah ketika Sherly Laos bertemu Nurbaya, seorang ibu yang bekerja di kafe sambil merawat neneknya. Suaminya hanya bekerja sebagai tukang ojek. Melihat kondisi tersebut, Sherly menawarkan bantuan melalui Program Bantuan Modal Usaha Provinsi Maluku Utara.
Sherly menyarankan Nurbaya untuk berjualan nasi kuning dari rumah agar lebih mudah mengatur waktu dan tetap bisa merawat keluarganya. Pemprov Malut memberikan modal sebesar Rp2 juta serta peralatan memasak. Respons emosional Nurbaya pun tak terbendung—ia langsung memeluk sang gubernur sambil menangis haru.
Dalam caption unggahannya, Sherly menulis:
“Satu atap rumah yang tak lagi bocor, bisa menghapus kekhawatiran bertahun-tahun. Satu modal untuk jualan nasi kuning, bisa jadi jalan untuk menyekolahkan anak. Satu pelukan saat mereka merasa dunia abai, bisa menghidupkan kembali semangat yang nyaris padam.”
Menurutnya, yang sering dibutuhkan oleh masyarakat bukanlah hal besar, tapi perhatian nyata dari pemerintah.
Mengangkat Jabatan Penyuluh Pertanian
Kepekaan Sherly Laos juga terlihat saat ia mendengarkan curhatan para petani dan penyuluh pertanian di Subaim, Wasile, Halmahera Timur. Salah satunya adalah Ramlan Ruhunusa, seorang penyuluh pertanian yang telah mengabdi sejak 1987.
Ramlan menyampaikan tantangan yang dihadapi para penyuluh, mulai dari pencemaran limbah tambang hingga minimnya fasilitas kerja. Ia juga menyebutkan betapa sulitnya bekerja tanpa zona dan kendaraan yang memadai.
Mendengar pengalaman panjang Ramlan, Sherly spontan memerintahkan Kepala Dinas Pertanian untuk mengangkatnya sebagai staf ahli setelah pensiun. Keputusan ini sontak mendapat apresiasi dari masyarakat dan rekan-rekan sesama penyuluh.
Solusi Nyata untuk Sektor Pertanian
Sherly Laos tidak hanya mendengarkan, tetapi juga memberikan solusi konkret untuk masalah-masalah pertanian. Ia menyadari bahwa lahan pertanian semakin menyusut akibat aktivitas tambang, sehingga perlu langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan sektor ini.
Beberapa solusi yang diberikan antara lain:
– Menyediakan bibit unggul untuk penanaman serentak.
– Mengaktifkan kembali Balai Benih (BBU) di Subaim agar tidak bergantung pada daerah lain.
– Memberikan kendaraan operasional dan zona kerja yang jelas bagi penyuluh.
– Meningkatkan kesejahteraan penyuluh.
– Memastikan irigasi tidak tercemar limbah tambang.
– Menaikkan produktivitas padi dari 4 ton menjadi 8–10 ton per hektare.
Langkah ini menjadi penting karena pertanian harus menjadi masa depan yang layak, bukan sektor yang ditinggalkan generasi muda.
Tangani Banjir dengan Kolaborasi Cepat
Sherly Laos juga menunjukkan respon cepat dalam penanganan bencana banjir di Halmahera Selatan. Ini merupakan kunjungan pertamanya ke wilayah tersebut setelah resmi menjabat sebagai gubernur pada Februari 2025.
Bersama Kepala BNPB RI, Suharyanto, ia melakukan rapat koordinasi untuk memastikan penanganan pasca-banjir berjalan efektif. Pemprov Malut dan BNPB RI membawa bantuan berupa selimut, kasur, sembako, portable wc, makanan siap saji, sanitasi kit, dan perlengkapan bayi.
Sherly mengapresiasi gerak cepat pemerintah daerah setempat yang berhasil menangani banjir dengan baik. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antar-instansi dalam situasi darurat, karena masyarakat harus merasakan kehadiran pemerintah saat mereka sedang kesulitan.
“Kami percaya bahwa bencana ini menjadi pengingat akan pentingnya gotong royong dan sinergi. Semua pihak harus bergerak bersama, karena saat warga butuh, pemerintah harus hadir nyata,” katanya.