Berita

Panduan Ibadah Ekaristi Minggu, 6 Juli 2025: Hari Biasa Pekan XIV Tahun C

1
×

Panduan Ibadah Ekaristi Minggu, 6 Juli 2025: Hari Biasa Pekan XIV Tahun C

Share this article

Tata Perayaan Ekaristi Minggu 6 Juli 2025

Berikut adalah panduan lengkap tata perayaan ekaristi pada Minggu 6 Juli 2025, yaitu Minggu Biasa XIV Tahun C. Panduan ini disusun secara terperinci agar seluruh umat dapat mengikuti perayaan dengan khidmat dan penuh makna. Tata perayaan ini mencakup rangkaian ibadah Sabda yang diiringi doa-doa, renungan harian, serta syahadat iman.

Persiapan Liturgi

Sebelum memulai perayaan, para petugas liturgi berkumpul di sakristi. Di meja perayaan, lilin bernyala ditempatkan di kedua sisi salib sebagai simbol kehadiran Kristus. Alkitab disiapkan untuk bacaan, sedangkan buku nyanyian tersedia untuk lagu-lagu liturgis. Untuk menjaga suasana khidmat, alat komunikasi seperti ponsel dimatikan sebelum acara dimulai.

Pembukaan

Perayaan dimulai dengan ucapan pembuka dari Pemimpin (P):
P: “Penolong kita ialah Tuhan.”
Umat: “Yang menjadikan langit dan bumi.”

Setelah itu, dinyanyikan lagu pembuka sesuai dengan masa biasa. Lagu ditampilkan dalam warna ungu untuk menunjukkan nuansa liturgis.

Tanda Salib dan Salam

  1. P: “Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.”
    Umat: “Amin.”
  2. P: “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.”
    Umat: “Sekarang dan selama-lamanya.”

Kata Pembuka

Pada bagian ini, Pemimpin memberikan pengantar singkat tentang tema hari ini. Ia mengingatkan umat untuk bergembira karena karya agung Tuhan atas hidup mereka. Nabi Yesaya dalam bacaan pertama mengajak umat Israel untuk bersukacita karena Tuhan menyediakan makanan dan kebutuhan mereka. Rasul Paulus dalam Surat Galatia mengingatkan bahwa keselamatan tidak datang dari sunat atau tidak sunat, tetapi dari menjadi ciptaan baru dalam Kristus.

Bacaan Injil Lukas 10:1–12,17–20 menceritakan pengutusan tujuh puluh murid oleh Yesus. Mereka diberi tugas untuk menyembuhkan orang sakit dan mewartakan Kerajaan Allah sudah dekat. Para murid kembali dengan sukacita karena bahkan setan-setan takluk kepada mereka demi nama Yesus. Yesus mengingatkan bahwa sukacita terbesar adalah ketika nama mereka terdaftar di surga.

Ritus Tobat

Selanjutnya dilakukan upacara tobat dan permohonan ampun:
P: “Marilah kita mengakui bahwa kita berdosa terutama karena kita meragukan kehadiran Tuhan dalam hidup kita.”
– Umat mengucapkan pengakuan dosa secara spontan.
– Doa pengampunan dilanjutkan oleh Pemimpin, memohon agar hati umat layak untuk mendengarkan Sabda Tuhan.

Madah Kemuliaan

Jika dikehendaki, umat menyanyikan Madah Kemuliaan sebagai bentuk pujian kepada Tritunggal Mahakudus. Isi madah ini melambangkan penyembahan terhadap Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

Doa Pembuka

Doa pembuka dibacakan oleh Pemimpin, yang intinya adalah ucapan syukur atas penyertaan Tuhan dalam hidup umat. Doa ini juga memohon bimbingan agar umat selalu bersyukur dan berbagi kasih kepada sesama.

Mendengarkan Sabda Tuhan

Pemimpin mengajak umat membuka hati untuk mendengarkan Sabda Tuhan. Bacaan pertama diambil dari Kitab Yesaya (66:10–14c), yang menggambarkan Yerusalem sebagai simbol kebahagiaan dan pemeliharaan Tuhan. Mazmur Tanggapan (Mzm 66:1) mengajak seluruh bumi bersorak-sorai bagi Tuhan.

Bacaan kedua berasal dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia (6:14–18), di mana Paulus menegaskan bahwa kemegahannya hanyalah salib Kristus. Dalam Injil Lukas, Yesus mengutus tujuh puluh murid untuk mewartakan Kerajaan Allah. Setelah mereka kembali, Yesus menegaskan bahwa sukacita tertinggi adalah karena nama mereka telah tercatat di surga.

Renungan Singkat

Renungan mengajak umat untuk merefleksikan dua hal penting:
1. Tugas Perutusan – Setiap orang Kristen dipanggil untuk menjadi pewarta Kabar Gembira, tidak hanya imam atau biarawan/biarawati. Kita semua diutus untuk membawa nilai-nilai Kerajaan Allah seperti damai, keadilan, dan kebenaran ke tengah dunia.
2. Kisah Gembira Perutusan – Sukacita para murid saat melihat kuasa ilahi bekerja melalui mereka harus menjadi motivasi bagi kita untuk setia pada Tuhan. Kesetiaan ini akan memurnikan kita sehingga layak menjadi warga Kerajaan Surga.

Syahadat dan Doa Umat

Setelah hening sejenak, umat mengucapkan Syahadat sebagai pernyataan iman. Dilanjutkan dengan doa umat yang mencakup permohonan bagi Gereja, orang-orang yang belum mengenal Allah, keluarga Katolik, serta usaha-usaha pribadi umat.

Pengumpulan Kolekte

Kolekte dikumpulkan sebagai perwujudan kasih kepada Sang Sabda dan sesama. Ini merupakan bentuk konkrit solidaritas antarumat dan tanggung jawab sosial gereja.

Ritus Komuni

Ada dua alternatif dalam ritus ini:
1. Dengan Komuni – Umat menyambut Tubuh Kristus setelah doa Bapa Kami dan Salam Damai.
2. Tanpa Komuni – Umat diajak menghayati komuni batin dengan doa-doa reflektif dan hening.

Penutup

Sebagai penutup, umat mendoakan Mazmur 23 sebagai ungkapan keyakinan akan penyertaan Tuhan sebagai gembala yang baik. Amanat pengutusan membakar semangat umat untuk terus menjadi saksi Kristus di tengah dunia.

Akhirnya, doa penutup dan berkat Tuhan diberikan. Umat diberkati untuk kembali ke tengah masyarakat sebagai pembawa damai dan cahaya Kristus.

Lagu Penutup

Perayaan ditutup dengan nyanyian lagu penutup yang sesuai dengan nuansa liturgi masa biasa.

Dengan mengikuti tata perayaan ini secara penuh dan khidmat, umat diharapkan dapat lebih dalam menghayati iman mereka dan terpanggil untuk hidup sebagai murid-murid Kristus yang aktif di dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *