Massa otot adalah salah satu komponen penting dalam tubuh manusia yang tidak hanya berperan dalam kemampuan gerak, tetapi juga memengaruhi metabolisme dan kesehatan secara keseluruhan. Otot merupakan jaringan aktif yang bertugas menggerakkan tulang-tulang tubuh. Semakin besar massa otot seseorang, semakin tinggi pula potensi metabolisme basalnya. Oleh karena itu, mengetahui dan menjaga massa otot sangat penting bagi kesehatan tubuh dalam jangka panjang.
Cara Mengetahui Massa Otot
Massa otot bisa diukur dengan menggunakan alat seperti body fat monitor atau skinfold caliper. Alat-alat ini membantu menghitung persentase lemak tubuh, sehingga dapat memberikan gambaran tentang komposisi tubuh secara keseluruhan. Untuk perempuan, kadar lemak tubuh normal berkisar antara 25–30%, sedangkan pada laki-laki sekitar 18–23%. Dengan mengetahui kadar lemak tubuh, kita juga bisa memperkirakan jumlah massa otot yang dimiliki.
Namun, massa otot bukan hanya bergantung pada usia dan aktivitas fisik saja, tetapi juga dipengaruhi oleh tinggi badan, tingkat kebugaran, serta faktor genetik seperti ras dan suku. Sebagai contoh, pria dewasa usia 18–35 tahun memiliki persentase massa otot ideal sekitar 40–44%, sedangkan untuk wanita di rentang usia yang sama, angka idealnya sekitar 31–33%.
Peran Protein dalam Meningkatkan Massa Otot
Protein merupakan nutrisi esensial yang sangat penting dalam pembentukan dan pemeliharaan massa otot. Ketika dikonsumsi, protein dari makanan seperti daging merah, ikan, telur, unggas, dan kacang-kacangan akan dicerna menjadi asam amino. Asam amino ini kemudian digunakan tubuh untuk memperbaiki jaringan otot yang rusak akibat aktivitas fisik, seperti olahraga.
Proses pencernaan protein dimulai di mulut, meskipun enzim utama seperti amilase lebih banyak bekerja pada karbohidrat. Di lambung, protein dipecah menjadi polipeptida pendek oleh enzim pepsin. Selanjutnya, di usus halus, enzim erepsin memecah polipeptida tersebut menjadi asam amino. Asam amino ini kemudian diserap melalui jonjot usus dan dialirkan ke hati untuk selanjutnya digunakan sesuai kebutuhan tubuh.
Sebagian dari asam amino tersebut langsung digunakan untuk memperbaiki jaringan otot yang rusak dan meningkatkan massa otot. Sementara itu, sisanya dapat diubah menjadi energi melalui siklus asam sitrat, mirip dengan metabolisme karbohidrat.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Massa dan Ketahanan Otot
Beberapa faktor utama yang mempengaruhi massa otot dan ketahanan otot meliputi:
- Usia: Semakin tua usia seseorang, terutama pada lansia, terjadi penurunan massa otot dan daya tahan otot secara signifikan.
- Jenis Kelamin: Pria umumnya memiliki massa otot 50% lebih besar dibandingkan wanita, terutama karena pengaruh hormon testosteron.
- Asupan Nutrisi: Konsumsi protein yang cukup sangat penting untuk menjaga dan meningkatkan massa otot. Kebutuhan protein harian untuk orang dewasa aktif adalah sekitar 0,8 gram per kilogram berat badan. Misalnya, jika berat badan Anda 70 kg, maka Anda membutuhkan sekitar 56 gram protein per hari.
- Aktivitas Fisik: Olahraga teratur, khususnya latihan resistensi seperti angkat beban, sangat efektif dalam meningkatkan massa otot dan ketahanannya.
Program Latihan untuk Meningkatkan Kekuatan dan Ketahanan Otot
Untuk menjaga massa otot, terutama pada lansia atau mereka yang akan melakukan aktivitas fisik berat seperti ibadah haji, program latihan khusus sangat dianjurkan. Salah satunya adalah Program Beep (Balance Enhancing Exercise Program), yang dirancang untuk meningkatkan keseimbangan, koordinasi, dan kekuatan otot.
Manfaat Program Beep:
- Mengurangi risiko jatuh
- Meningkatkan kekuatan otot
- Meningkatkan koordinasi tubuh
- Memberikan rasa percaya diri
- Meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan
Langkah-Langkah Melakukan Program Beep:
- Pilih Program yang Sesuai: Ada dua jenis Program Beep yaitu Basic dan Lanjutan. Pilih sesuai kemampuan dan kondisi tubuh.
- Lakukan Secara Teratur: Minimal 3 kali seminggu, setiap sesi sekitar 30 menit.
- Fokus pada Keseimbangan: Lakukan gerakan secara perlahan dan fokus pada stabilitas tubuh.
- Gunakan Alat Bantu Jika Diperlukan: Seperti bola keseimbangan atau bantalan busa untuk membantu menjaga keseimbangan.
- Nikmati Prosesnya: Program ini dirancang agar menyenangkan dan bermanfaat jangka panjang.
Contoh Gerakan Latihan Keseimbangan dalam Program Beep:
- Single Limb Stance – Berdiri dengan satu kaki selama 5–10 detik, ulangi 3 kali tiap kaki.
- Walking Heel to Toe – Langkahkan kaki depan dengan tumit menyentuh ibu jari kaki belakang, minimal 5 langkah.
- Back Leg Raises – Berpegangan pada bangku, angkat kaki lurus ke belakang sebanyak 15 kali per kaki.
- Side Leg Raises – Angkat kaki ke samping dengan posisi tubuh stabil.
- Wall Pushups – Dorong tubuh dari dinding dengan posisi tangan setinggi bahu, ulangi 20 kali.
- Marching In Place – Berjalan di tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin, lakukan 20 repetisi.
- Toe Lifts – Berjinjit perlahan sebanyak 20 kali, pastikan postur tubuh tetap tegak.
Dengan menjaga massa otot melalui konsumsi protein yang cukup dan rutin melakukan latihan fisik, terutama latihan keseimbangan seperti Program Beep, kita dapat meningkatkan kualitas hidup, mencegah cedera, serta menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.