EkonomiInternasional

Indonesia Siap Hentikan Impor BBM dari Singapura, Arahkan Pembelian ke Negara Lain Termasuk AS

29
×

Indonesia Siap Hentikan Impor BBM dari Singapura, Arahkan Pembelian ke Negara Lain Termasuk AS

Share this article
BBM
BBM

Pemerintah Republik Indonesia tengah menyusun langkah strategis untuk menghentikan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Singapura. Rencana ini disampaikan secara tegas oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan energi nasional dan melakukan efisiensi terhadap rantai pasok energi.

Selama ini, Indonesia diketahui sangat bergantung pada pasokan BBM dari Singapura, yang menyumbang sekitar 54 persen dari total kebutuhan nasional. Padahal, secara teknis, Singapura bukanlah negara penghasil minyak mentah, melainkan pusat penyulingan dan distribusi BBM terbesar di kawasan Asia Tenggara. Dari kilang-kilang penyulingan itulah, BBM seperti bensin dan solar diekspor ke berbagai negara tetangga, termasuk Indonesia.

Namun, menurut laporan analisis dari Sentosa Shipbrokers, sebuah perusahaan broker kapal berbasis di Singapura, Indonesia saat ini harus mengimpor sekitar 290.000 barel BBM olahan per hari dari negara tersebut karena kapasitas produksi bahan bakar fosil dalam negeri yang terus menurun dari tahun ke tahun.

Jika rencana penghentian impor dari Singapura ini benar-benar direalisasikan, maka diperkirakan akan membawa dampak besar terhadap dinamika pasar pengangkutan energi, khususnya pasar tanker regional. “Jika rencana ini membuahkan hasil, tentu akan terjadi perubahan yang nyata bagi pasar tanker,” ujar pihak Sentosa seperti dikutip dari Straits Times pada Kamis (14/5/2025).

Alasan Penghentian Impor: Harga Setara dengan Negara Timur Tengah

Menteri Bahlil menjelaskan bahwa sejak ia mulai menjabat di Kementerian ESDM, pihaknya telah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap berbagai komoditas impor energi, termasuk BBM. Dari hasil evaluasi tersebut, ditemukan bahwa harga beli BBM dari Singapura tidak lebih murah dibandingkan dengan harga dari negara-negara di kawasan Timur Tengah.

“Setelah saya cek, ternyata harga beli dari Singapura hampir sama dengan harga dari negara-negara di Timur Tengah. Maka dari itu, kami mulai mempertimbangkan untuk mengalihkan pembelian BBM dari negara lain,” kata Bahlil saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Kamis (14/5/2025).

Langkah ini menurutnya bukan lagi sekadar wacana, melainkan sudah mendekati tahap finalisasi. Pemerintah menargetkan dalam enam bulan ke depan, kebijakan pengalihan impor BBM tersebut sudah bisa mulai dilaksanakan.

Pembangunan Fasilitas Pelabuhan untuk Kapal Besar

Sebagai bagian dari strategi pelaksanaan rencana ini, Pertamina tengah membangun dermaga dan fasilitas pelabuhan berskala besar guna mendukung pengiriman BBM dari negara-negara lain dengan kapal-kapal berukuran jumbo. Hal ini dilakukan karena, selama ini, pengiriman dari Singapura menggunakan kapal-kapal kecil yang dinilai kurang efisien.

“Karena kalau dari Singapura itu kapalnya kecil-kecil. Sekarang kita bangun pelabuhan yang lebih besar agar kapal besar bisa langsung masuk dan mengangkut BBM dalam jumlah banyak sekaligus. Jadi sekali angkut bisa langsung memenuhi kebutuhan lebih besar tanpa repot,” jelas Bahlil.

Amerika Serikat Jadi Salah Satu Alternatif Pemasok BBM

Bahlil juga menambahkan bahwa sebagian dari impor BBM yang sebelumnya berasal dari Singapura akan dialihkan ke Amerika Serikat. Ini dilakukan sebagai bagian dari strategi diplomasi dagang Indonesia dengan AS, khususnya sebagai respons terhadap kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat saat ini, Donald Trump.

“Ya, sebagian kita alihkan ke Amerika. Kita sudah punya perjanjian dagang dengan mereka, dan sebagai bagian dari kesepakatan itu, kita akan membeli beberapa komoditas energi dari mereka, seperti BBM, minyak mentah (crude oil), dan juga LPG,” ungkapnya.

Langkah ini dipandang tidak hanya sebagai manuver ekonomi, tetapi juga upaya untuk memperkuat posisi Indonesia dalam hubungan perdagangan internasional, khususnya dalam menghadapi ketegangan dagang global.

Penulis: WGH

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *