Surabaya, 11 Mei 2025 — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo mengeluarkan peringatan resmi terkait potensi terjadinya cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Jawa Timur selama periode 10 hingga 17 Mei 2025. Peringatan ini dikeluarkan seiring dengan terdeteksinya beberapa gangguan atmosfer signifikan yang melintas di kawasan tersebut.
Menurut Kepala BMKG Juanda, Taufiq Hermawan, terdapat beberapa fenomena atmosfer global yang berkontribusi terhadap peningkatan potensi cuaca ekstrem, yakni gelombang Equatorial Rossby, gelombang Kelvin, dan gelombang rendah (Low) yang terpantau aktif di sekitar wilayah Jawa Timur dalam sepekan ke depan.
“Fenomena atmosfer ini menyebabkan peningkatan pembentukan awan-awan hujan secara signifikan di wilayah Jawa Timur. Dampaknya bisa berupa hujan lebat, angin kencang, bahkan puting beliung di beberapa wilayah,” ungkap Taufiq Hermawan dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi pada Minggu (11/5/2025).
Kondisi Atmosfer Masih Labil dan Lembap
Selain itu, Taufiq menjelaskan bahwa kondisi atmosfer di Jawa Timur masih tergolong labil dan lembap dari lapisan bawah hingga atas, yang merupakan kondisi ideal bagi terbentuknya awan Cumulonimbus—jenis awan yang sering memicu cuaca ekstrem seperti badai petir dan hujan deras.
Kondisi ini juga diperparah oleh adanya pola konvergensi atau pertemuan massa udara dari dua arah berbeda yang meningkatkan aktivitas pembentukan awan hujan secara masif.
Wilayah Terdampak dan Waspada
BMKG mencatat sedikitnya ada 13 wilayah di Jawa Timur yang berpotensi terdampak cuaca ekstrem tersebut, yakni:

- Kabupaten Banyuwangi
- Kabupaten Nganjuk
- Kabupaten Jombang
- Kabupaten Mojokerto
- Kabupaten Pasuruan
- Kota Batu
- Kabupaten Malang
- Kabupaten Bondowoso
- Kabupaten Jember
- Kabupaten Blitar
- Kabupaten Kediri
- Kabupaten Ponorogo
- Kabupaten Lumajang
Meski sebagian besar wilayah Jawa Timur telah memasuki musim kemarau, BMKG menegaskan bahwa anomali cuaca tetap bisa terjadi akibat dinamika atmosfer global yang masih aktif.
Ancaman Bencana Hidrometeorologi
BMKG juga mengingatkan bahwa cuaca ekstrem berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, antara lain:
- Banjir dan banjir bandang
- Tanah longsor
- Pohon tumbang
- Jalan licin
- Gangguan jarak pandang akibat hujan lebat dan angin kencang
“Kami mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan. Jika kondisi cuaca ekstrem sedang berlangsung, sebaiknya hindari bepergian, terutama di area rawan bencana,” tegas Taufiq.
Pantau Informasi Cuaca Terkini
BMKG juga menyediakan berbagai kanal informasi yang dapat diakses oleh masyarakat untuk mengetahui kondisi cuaca terbaru. Masyarakat dapat memantau:
- Citra radar cuaca WOFI di laman resmi: https://stamet-juanda.bmkg.go.id/radar
- Peringatan dini 3 harian dan peringatan 2–3 jam ke depan melalui:
Website: https://stamet-juanda.bmkg.go.id
Instagram: @infobmkgjuanda
Telepon 24 jam: (031) 8668989
WhatsApp resmi: 0895-8003-00011
Penulis : WGH